Telat kok terus-terusan, Ontime dong!!
My Blog Jan 22, 2014
Hmmm, setelah lama vakum, kini mencoba menulis sesuatu yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita, yakni kata “Ontime“.
Apa sih arti ontime itu? merujuk pada kamus besar bahasa indonesia, ontime adalah istilah yang merujuk pada waktu yang disepakati bersama untuk melakukan suatu aktivitas, bila diterjemahkan secara gamblang dalam bahasa indonesia, ontime artinya tepat waktu.
Jadi bila disimpulkan, ontime adalah sikap tepat waktu dalam melakukan suatu aktivitas dengan merujuk pada waktu yang telah disepakati.
Kita ambil contoh kasus kecil, misalnya kita punya jadwal meeting jam 10.00 WIB disuatu tempat, kemudian pukul 09.50 kita melakukan perubahan jadwal meeting karena sesuatu hal, kita mengubahnya menjadi ke pukul 10.30 WIB, maka bila ada yang datang pukul 10.25, itu masih bisa dikatakan ontime.
“Kalau begitu, saya juga pasti bisa ontime dong, kalau udah mau telat, langsung ubah aja jadwalnya…“ Boleh saja, selama disepakati bersama, karena inti dari ontime adalah waktu yang disepakati bersama.
Memang apa sih untungnya ontime?
1. Bentuk Penghargaan (respect)
Ontime itu bisa menjadi gambaran bagaimana anda menghargai orang lain. ketika partner bisnis anda bisa datang tepat waktu dan dia menyiapkan waktu lebih untuk pertemuan yang telah disepakati dan anda datang terlambat dengan alasan “macet”, pertanyaannya mengapa partner bisnis anda tidak terjebak macet juga? sudah tahu pasti macet, mengapa anda tidak mempercepat jam keberangkatan (antisipasi)?. gunakanlah alasan yang bijak bila anda terlambat, jangan mengutarakan faktor yang seharusnya masih bisa diantisipasi.
Selain bentuk penghargaan kepada orang lain, ontime itu juga bisa sebagai “reward” untuk diri kita, ada rasa puas dan tenang bila kita bisa hadir sebelum waktu yang disepakati.
2. Bentuk Disiplin
Membiasakan diri ontime mengikuti rutinitas yang sudah terjadwal, akan membuat anda disiplin dengan sendirinya. dengan arti lain, menanamkan mindset baru didalam pikiran dan tubuh anda. contoh kecilnya adalah bangun pagi, ketika anda sudah terbiasa bangun pukul 5:00 pagi, maka sebelum alarm berbunyi, anda pasti sudah akan terjaga terlebih dahulu, anda lah yang membangunkan alarm. saraf dan otak didalam tubuh kita itu seperti “alarm alami”, dia akan mencatat kejadian berulang-ulang didalam alam bawah sadar kita.
3. Menunjukkan Nilai-Nilai Personal (nilai diri)
Value anda akan terlihat ketika ontime didalam suatu pertemuan, rekan bisnis akan menunjukkan respek lebih dan berbeda, mereka akan mengapresiasi kehadiran anda sebelum pertemuan/meeting dimulai.
Bila anda terbiasa ontime, maka orang lain pun akan segan untuk terlambat ketika membuat jadwal dengan anda, biasanya orang akan berkaca dari diri kita. bila kita terbiasa terlambat, orang akan cenderung menganggap remeh dan anda pun akan sulit untuk menegur bila rekan anda tidak ontime, karena kembali lagi, dia akan berkaca pada diri anda.
4. Kinerja dan Performa
Kebiasaan ontime itu erat kaitannya dengan disiplin dan kemampuan mengatur waktu, maka performa kita bisa naik 10x lipat, baik dimata orang lain maupun untuk diri sendiri, menurut sebuah riset dari majalah marketing, orang yang memiliki kebiasaan ontime, akan dihargai lebih didalam suatu organisasi. dan cenderung diberikan kepercayaan untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang bernilai tinggi dan “bersifat penting”. artinya kinerja anda dianggap layak untuk memangku beban yang berat.
5. Tanggung Jawab
Tanggung jawab lahir dari rasa disiplin yang tinggi, ada beban ketika tanggung jawab ini tidak terlaksana, ada rasa malu ketika kita hadir terlambat dalam suatu pertemuan dan akhirnya membuat kita menjadi tidak percaya diri + gugup, why? karena orang lain sudah melihat sinis terlebih dahulu.
6. Sikap Leadership
Ciri dari seorang pemimpin/leader adalah bertanggung jawab dan dapat dipercaya, kedua ciri tadi lahir dari kemampuan memanage waktu dengan baik, endingnya yah Ontime. Bagaimana bila seorang leader berkata “kita meeting jam 12″, sementara dia terlambat hadir dengan alasan klasik, dan tentu bawahannya akan berkata “ahh paling juga nanti telat lagi, santai aja lah”. Dan leader pun akan susah untuk berkata “jam 10 teng ya”, karena dia tidak bisa memberikan contoh seperti yang dikatakan.
7. Rasa Percaya
Yup, ini salah satu untungnya dari ontime, trust akan terbangun dengan sendirinya dan orang pun akan senang dengan kita. Selain dipercaya, tentu kita akan percaya diri, ontime menunjukkan kalau kita siap dengan aktivitas tersebut, kalau rasa percaya diri naik 1x saja, maka semangat akan terpompa 10x nya dan outputnya akan luar biasa.
8. Perasaan Tenang dan Lebih Siap
Dan ini keuntungan terakhir yang saya tahu dari sikap ontime, perasaan tenang dan lebih siap menghadapi aktivitas yang dimaksud. Bila anda datang terburu-buru, nafas masih terputus setengah, lalu masuk kedalam suatu pertemuan, apa yang anda rasakan? orang yang melihatnya akan “iba” terlebih dahulu, bukan iba untuk hal yang sebenarnya diperlukan, tapi rasa iba dengan uangkapan “kasian tuhhh”, dengan kata lain “meledek”. Akhirnya anda menjadi minder, gugup dan bubarlah semua yang ada didalam pikiran anda. fokus anda bukan pada agenda pertemuannya, tetapi lebih memikirkan “bagaimana caranya biar orang ini gak meremehkan kehadiran anda”.
9. Posisi Strategis dan Penguasaan Tempat
Nahh, kenapa posisi strategis? misalnya anda ada meeting di coffe shop gitu, anda datang terlebih dahulu, otomatis anda akan langsung nyari tempat dong, dan biasanya anda akan mencari posisi duduk yang strategis, nyaman dan enak, bener gak? sisanya dikasih ke orang yang datang kemudian, right? Anda yang jadi penguasa tempatnya.
Demikian halnya diruang meeting, kalau anda datang lebih awal dan diminta menunggu diruang meeting, anda punya gak lebih untuk mencari posisi yang paling enak.
Saran saya, carilah posisi duduk yang menghadap ke arah “pintu”, anda akan bisa melihat dan mengamati siapa yang datang, pergi dan orang yang mau keluar akan selalu “menunjukkan respek kepada anda”, karena anda seperti CCTV yang memantau ke arah pintu masuk :p
Namun…..
Ketika anda tidak bisa hadir Ontime, katakanlah ada sesuatu hal yang harus dilakukan mendadak, anda pun harus bijak menyikapinya.
Lalu bagaimana sebenarnya etika mengubah jadwal yang sudah ada didalam schedule, agar tidak menyinggung perasaan pihak lain, entah itu karena tidak bisa Ontime (kemungkinan besar) atau ada hal lain yang bersifat mendadak, maka hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Tingkat urgensi
Kadang kala, hal yang tidak urgent sekalipun terkesan terlihat urgent dimata kita, padahal hanya karena “kepepet” saja, urgent itu seharusnya merujuk pada “prioritas dan value”, dengan memperhatikan dua variabel tadi, kita bisa memutuskan urgensi suatu aktivitas.
Jangan sampai schedule meeting yang sudah disusun jauh-jauh hari dan melibatkan banyak pihak untuk hadir, tiba-tiba batal/diundur karena alasan sepele, misalnya “pak direktur jadwalnya bentrok, sehingga diwakilkan orang lain”, atau “pak direktur terjebak macet”, kenyatannya jadwal diatas dibuat terlebih dahulu, jadi mana yang membuat bentrok? jadwal lama atau jadwal baru?. macetnya atau hal lain??
2. Faktor emergency (bencana alam, kebakaran, kecelakaan, berduka)
Untuk hal diatas, saya rasa kita sudah tahu lah, tidak ada seorangpun menginginkan sebuah kecelakaan atau kabar duka hanya untuk bisa terlambat dalam suatu pertemuan, benar kan?
3. Tugas Negara (rasa patriotisme)
Bila anda harus membatalkan schedule yang sudah dibuat atau terpaksa mengundurnya karena panggilan negara, maka hal tersebut bisa dimaklumi bersama. biasanya kepentingan pribadi dan kelompok, levelnya selalu berada dibawah kepentingan negara.
Nah, semoga dengan melihat hal-hal diatas, mulai sekarang anda bisa lebih bijak mengatur waktu agar bisa selalu ONTIME dan bijak juga dalam mengubah jadwal anda. Bila anda merasa macet, percepat dong jam berangkatnya, jangan menjadikan macet sebagai alasan berulang-ulang, udah basi!!
Ada seorang bangsawan dan sekaligus ilmuwan berkata “melakukan sikap yang sama secara berulang-ulang dan mengharapkan hasil yang berbeda adalah awal menuju gejala kejiwaan“… (udah tau bakal terjebak macet, tapi jam berangkat gak dipercepat dan malah berharap akan sampai tepat waktu, aneh kan? nahh itu lah gejala kejiwaan yang pertama :D.)
Note : Pemikiran diatas lahir dari hal-hal kecil disekitar kita dan berdasarkan beberapa buku yang pernah saya baca, mungkin tidak akurat 100% seperti yang anda harapkan, tetapi saya yakin yang tertulis itu 100% ada didalamnya.
Ada kisah di tahun 2011 ketika bertemu dengan seorang client orang luar, saya terlambat datang sekitar 20 menit dan dia berkata “kenapa terlambat”, saya spontan menjawab “macetnya menggila”, dan dengan entengnya dia berkata “macet itu bukan alasan, kan bisa diprediksi dan dipersiapkan”. Dalam hati saya “damnnnn nih si buleee”, tp itu menjadi pelajaran berharga yang akhirnya memaksa saya untuk mengubah cara berpikir “gak boleh telat”, “harus diantisipasi”…”ontime itu mahal”.
tapi kenapa orang lain jadi berkata “masih kepagian udah berangkat…” huahahaha … -END-
About ROLLES HERWIN – Business Development | Startup Development | Loyalty Program
The life of a project, from conception to execution, is a passion of mine. From a simple Tweet to an entire undertaking of a new department, I enjoy it all.
I am passionate about product development, startup development, creating product from concept and teaching.
I can be reached at hello@rollesherwin.com or 0813.30.632.632 .