Goblok itu melahirkan Kreativitas
My Blog Apr 24, 2014
Judul yang sedikit nyeleneh ya dan terkesan kasar… tapi coba kita flashback sedikit kepada cerita om Bob-Sadino dengan buku berjudul “Belajar Goblok dari Bob-Sadino“.
Ini penampakannya, mungkin kalian juga sudah tidak asing lagi dengan buku ini
Menurut saya, judul buku “belajar goblok dari bob sadino” sudah menggambarkan cara penyampaian yang berbeda, dimana buku-buku pada umumnya berjudul “success story…” atau “wirausahawan andal…”. memang tidak ada yang salah dengan judul tersebut, namun sebagian orang sudah bisa menebak isi buku hanya dengan membaca judulnya, namun om bob sadino mencoba membuat judul yang sedikit “nyeleneh” dan justru memancing minat orang untuk membaca dan bertanya “kenapa goblok harus dipelajar?“.
(narsis dikit ya bersama om bob-sadino)
Sebenarnya, yang mau saya bahas bukan isi buku itu, tapi judul buku itu mengingatkan saya ketika kita masih kanak-kanak dulu, dimana kreativitas lahir dan berjalan dengan sendirinya tanpa ada batasan. bukankah anak kecil masih “goblok?”. Yukk mari kita ulas sedikit…
1. ANAK KECIL TIDAK MENGENAL SALAH
Ketika masa kanak-kanak, didunia ini tidak ada yang salah sampai orang tua atau orang disekitar kita berkata “gak boleh, jangan begini, jangan begitu… pantang… pamali”. mungkin kata-kata itu masih umum ditelinga kita. otak anak kecil itu seperti HARDISK yang masih kosong dan siap di isi dengan seperangkat norma/aturan (operating system).
salah cenderung melahirkan rasa takut, takut dicemooh, takut dicaci, takut di hujat, takut diketawain, takut dibilang aneh dan sebagainya. akhirnya, orang dewasa cenderung mengisolasi rasa takut tadi dan tidak berani melewatinya. Namun, seorang anak kecil tidak melakukan hal tadi, mereka menabrak semua aturan yang ada (karena memang tidak paham) dan selalu mencoba apa yang mereka mau.
Karena begitu takutnya pada “kesalahan”, akhirnya kita mencoba melahirkan sesuatu yang perfect dan sekali lagi, menurut kita itu perfect, apakah demikian menurut orang lain? justru salah yang pertama akan menjadi inputan yang bagus, sehingga akhirnya yang kita buat perfect menurut orang lain, bukan hanya menurut kita pribadi.
Salah itu tidak jelek, justru akan membuat kita belajar banyak hal dan bisa mendapatkan hal yang lebih bagus.
2. IMAJINASI TANPA BATAS
Bagaimana seorang anak kecil, mengeluarkan sebatang sapu lidi dan menganggapnya itu sebagai pedang yang bisa menyala, lalu dia menggunakan topeng satria baja hitam, kemudian berakting sebagai super hero jagoannya.
Kita orang dewasa, tidak bisa masuk kedalam imajinasi mereka, jujur saja, ketika dia berperan sebagai super hero, mungkin kita yang ada disekitarnya adalah “musuhnya” dan selalu begitu, benar kan?
Imajinasi sendiri bisa lahir bila “rasa takut salah” diatas dihilangkan, karena bila kita imajinasikan dari cerita super hero diatas, tentu saja sapu lidi tidak akan bisa menjadi pedang dan itu sudah pasti salah.
Imajinasi akan mengantarkanmu ke tempat yang sangat jauh, sesuatu yang lebih menantang.
Anak kecil menggunakan imajinasinya untuk mewarnai dunia disekitarnya dan mencapai apa yang di inginkannya, kenapa kita tidak mencoba dengan cara yang sama?
3. BELUM MENGENAL RASA MALU
Umumnya anak kecil belum paham dan mengenal rasa malu, kenapa? karena tadi, belum ada batasan salah atau tidak. tapi, cenderung anak kecil diajarkan rasa malu yang berbanding lurus dengan kemaluan/kelamin.
contoh kecilnya “ehh buru pake celana, malu ihhhh”… dan di televisi pun memberitakan “penyidik sedang melakukan visum pada kemaluan korban”… STOP!!, rasanya itu cara mengajarkan yang salah.
saya juga agak sedikit protes sih, bila alat kelamin diterjemahkan menjadi kemaluan, rasa malu itu jangan ditaro dikemaluan tapi diletakkan didalam hati. saya dulu pernah menulis hal serupa, judulnya “Kemaluanmu ditaro dimana sih?”
Rasa malu bisa membatasi kreativitas, atau biasa disebut “minder”, malu berkreasi dan takut salah.
Apakah rasa malu hanya sebatas pada sisi negatif? ohh tentu tidak. Kadang malu mengeluarkan ide/pendapat juga bisa menjadi tidak baik dan membatasi pencapaian yang mungkin saja kita peroleh.
4. SELALU INGIN TAHU, KARENA MEMANG BELUM TAHU APA-APA
Bila anak kecil selalu bertanya, itu bukan melulu faktor “rasa ingin tahu”, tapi karena mereka memang belum tahu dan belum paham akan banyak hal, nalar sadarnya belum sepenuhnya bisa dikendalikan dan difungsikan.
Rasa ingin tahu bisa mendorong seseorang untuk terus belajar, terus mengeksplor dan terus menggali lebih dalam. rasa ingin tahu bisa menjadi energi terbesar seseorang untuk sukses pada suatu bidang tertentu. misalnya saja para peneliti (albert einstein, galileo, thomas alva edison, dsb).
Bagaimana bila sikap ini kita aplikasikan dalam kehidupan real, misalnya kita punya ide ini itu, sebaiknya tempatkan diri kita pada pengetahuan minimalis, agar orang lain bisa memberika input yang luar biasa berdampak pada ide kita dan akhirnya menjadi ide yang layak di eksekusi.
Dengan tahu banyak hal, kadang kita merasa gak perlu ada perbaikan tetapi dengan tahu banyak hal kita juga merasa masih banyak yang harus di perbaiki, positif atau negatif, itu tergantung anda memahaminya.
Tumbuhkan rasa ingin tahu anda dengan mengurangi “rasa tahu” anda pada semua hal. simple but hard.
5. KOTOR ITU UNTUK MENYENANGKAN
Pernah lihat anak kecil bermain lumpur?. Pernah lihat anak kecil main spidol/ballpoint dan mencoret-coret apapun yang dia temui, entah itu kertas, tembok dan bajunya sendiri ?. terlihat menyenangkan bukan.
Kenapa mereka bisa melakukan itu? bagi anak kecil hal tersebut sangat menyenangkan dan merupakan hal baru, melihat garisan warna-warni yang bisa dibentuk sesuai keinginan dia. mereka tidak memikirkan kotornya, batasan kotor tadi hilang ketika mereka berkreasi, sehingga lahirlah karya-karya lugu dan polos yang membuat kita tercengang dan senyum-senyum sendiri.
Dan bagi orang dewasa, kotor itu ibarat kesalahan, untuk melakukan sesuatu yang baru pasti akan melakukan kesalahan, minimal 1x, bila anda tidak pernah melakukan kesalahan, berarti anda belum melakukan hal baru.
Kesimpulannya : anak kecil melakukan banyak hal karena mereka merasa bebas berkreasi, tidak perlu malu dan tidak takut akan hal baru (termasuk salah dan kotor), kita sebagai orang dewasa, sudah dibatasi oleh kotak-kotak kehidupan, yang akhirnya membuat kita takut untuk ini dan itu, terlalu banyak pertimbangan dan akhirnya lupa mengeksekusi. terkadang, kita perlu merasa “tidak tahu apapun” agar orang lain memberitahukannya kepada kita, siapa tahu lebih bagus dan lebih baik, iya kan?
Semoga, tulisan singkat ini bisa sedikit menginspirasi anda untuk “menghidupkan kreativitas masa kecil anda” dan “mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata“.
About ROLLES HERWIN – Business Development | Startup Development | Loyalty Program
The life of a project, from conception to execution, is a passion of mine. From a simple Tweet to an entire undertaking of a new department, I enjoy it all.
I am passionate about product development, startup development, creating product from concept and teaching.
I can be reached at hello@rollesherwin.com or 0813.30.632.632 .