Bangun mas bro, sudah siang. Yukk Startup lagi!
My Blog Oct 01, 2016

Rasanya sudah hampir 9 bulan vakum dari dunia startup, dunia yang penuh mimpi, ambisi, emosi, dan tantangan. Selama itu pula saya vakum mengajar sebagai dosen, rasanya seperti dapat cuti tahunan setahun full hahaha. Aktivitas sehari-hari saya isi dengan hobi, memulai S3, bekerja sebagai profesional dan mencari potongan puzzle yang hilang.
2 minggu yang lalu, semester baru di Binus akan segera dimulai, berhubung tidak kebagian kelas di weekend, rasanya ingin melanjutkan cuti kembali. Setelah schedule tersusun rapih sampai desember mendatang, tiba-tiba telepon berdering dan sepertinya itu bukan nomor yang asing lagi. Yuuppp, benar saja, kampus memanggil kembali, ada kelas yang “kebetulan” available di hari sabtu, hmmm pilihan yang sulit ditengah-tengah jadwal yang sudah tersusun rapih. Tetapi pada akhirnya, saya harus kembali mengajar, kampus memanggil maka harus dijawab. Bukankah itu tujuannya menjadi dosen?
Kembali ke persoalan startup, walaupun saya vakum dari semua rutinitas startup, bukan berarti saya vakum membimbing anak-anak startup. ada beberapa kelompok startup (termasuk thesis) yang tetap saya bimbing, mereka memang dibawah bendera Inkubator yang berbeda-beda, namun karena mereka yang mencari saya, ya sudahlah, ajarin saja, sharing saja, guide saja, tohh experience yang saya punya selama ini gak akan jadi duit juga kalau dipendam, mending dibagikan, siapa tau lebih banyak yang tersesat? hahaha.
Dan beberapa kali pernah bertemu dengan Investor dan Startup Founder yang sudah punya nama, mereka bertanya “kenapa saya berhenti dari dunia startup“, saya cuma jawab “saya gak berhenti, cuma lagi jalan santai saja, bernafas lebih teratur, mengamati setiap jalan yang dilewati dengan perlahan, dan mencoba menganalisa apa yang terjadi 5 tahun yang lalu ketika saya masih mendirikan startup, dimana kesalahan startupnya? kurang mentor kah? apakah investornya? jangan-jangan produknya yang busuk atau memang timnya yang harus dibongkar pasang?.
Membangun startup bukan hanya perkara ide, ambisi dan tujuan mulia agar memberikan manfaat bagi orang lain, tantangan berat selalu bersembunyi dibalik sebuah startup, disinilah emosi mulai memainkan perannya.
Ada banyak orang yang menyerah ketika membangun startup nya, mana kala rencana yang disusun tidak berjalan sesuai rencana, investor yang tak kunjung mengucurkan dana lanjutan, partner yang tak kungjung mau berkolaborasi dan client yang belum memberi kepastian kontrak kerjasama. Semua permasalahan itu tampak seperti jamur yang tumbuh dimusim penghujan.
Hal yang lebih membuat panik lagi ketika kita tahu bahwa cashflow sudah menipis, ibarat kendaraan dengan tujuan perjalanan masih panjang, bahan bakar menipis, mungkinkah sampai ke tujuan? bisa sih kalau di dorong (pake uang sendiri) tapi akan sangat lama atau bahkan bisa membunuh semua penumpangnya.
Dalam konsisi seperti itu, kadang setan juga menyamar sebagai malaikat yang berbisik dengan lembut “sudahlah, ganti saja tujuannya, tuhh lihat kendaraan sebelah masih ada yang kosong, ikut itu saja.”.
Hasilnya bisa ditebak, kebanyakan orang akan menyerah dan sedikit lainnya berusaha mencoba bangkit dengan mencari pembenaran untuk menghibur (memotivasi) dirinya. Seperti ending sebuah film box–office, selalu saja ada yang berhasil, yakni ketika founder dan timnya menemukan alasan kuat mengapa startup itu dibangun, alasan yang bermakna bagi seluruh tim dengan harapan akan berdampak juga bagi orang lain.
Ayolah anak muda, bangkitkan kembali ide-ide gilamu, bakar lagi emosi yang sudah mulai padam dan pacu ambisi mu melampaui batas ketidakpercayaan orang lain atas rencana gila mu, ide yang hebat itu jangan hanya disimpan disudut ruang impian kita, jangan biarkan ide itu tak disentuh, lalu berdebu, berkarat dan kemudian dilupakan. Percayalah, bukan hanya anda yang punya ide seperti itu, ada jutaan orang yang memimpikanya, namun tidak ada yang berani untuk memulainya.
Bangun…bangun dan mulailah membuatnya.
Note : Maaf ya, gambar dan judul tidak sinkron, namanya #September #Flag