Working From Anywhere (WFA)
My Blog Feb 25, 2021
Pernahkah kalian membayangkan seperti apa bentuk pekerjaan di masa depan?, dan selalu menyimpulkan bahwa globalisasi dan digitalisasi adalah pendorong untuk tempat kerja yang lebih fleksibel, yang lebih baik bagi perusahaan dan karyawan.
Lalu ketika wabah corona datang di tahun 2020 kemarin. hampir semua orang dipaksa bekerja dari rumah (untuk sementara waktu), kemudian dilakukan penyesuaian shift dan berbagai cara dilakukan perusahaan dan organisasi untuk memastikan karyawan mencapai KPI dengan kondisi yang kurang mendukung. Awalnya semua orang kaget dengan istilah WFH (work from home), perusahaan biasanya tidak begitu percaya ketika karyawan berkata “saya remote dari rumah saja”, benarkah remote pekerjaan atau cuma mainan remote TV?
Perlahan namun pasti, masyarakat mulai terbiasa mendengar istilah WFH, karyawan mulai bisa beradaptasi dengan baik walaupun fasilitas tidak sebaik dikantor, perusahaan berupaya menjaga Performance dengan banyak cara, seperti pelatihan, sertifikasi, insentif dan sebagainya. Walaupun dibeberapa sektor kita tau, karyawan yang melakukan WFH dipotong sebagian gajinya (tentu dengan alasan dan pertimbangan tersendiri).
Dan bisa dipastikan, tahun 2025 mendatang, WFH menjadi hal yang lumrah, perusahaan tidak akan begitu peduli lagi untuk “menghadirkan orang/karyawan didalam satu ruangan untuk sekedar duduk-duduk bersama seharian dan beraktivitas”, lebih besar dari itu, perusahaan akan fokus pada tujuannya, bisnis proses harus dibongkar dan diubah agar bisa menyesuaikan dengan keadaan. dunia pendidikan mungkin akan melakukan hal serupa, walaupun diawal-awal akan ada penurunan kualitas, namun saya percaya itu cuma tahap diawal saja.
Setelah terbiasa dengan WFH, pada akhirnya karyawan akan mulai terbiasa WFA (working from anywhere), tidak harus dirumah atau dikantor, tapi dimana saja karyawan merasa nyaman, bisa terhubung, maka proses bekerja bisa dilakukan tanpa kendala. yang dibutuhkan hanyalah KPI yang baik, infrastruktur yang layak dan tentu saja kesadaran yang tinggi dari karyawan, karena ketika perusahaan menutup mata dimana karyawan berada, disitulah karyawan harus membuka mata untuk menyelesaikan semua tantangan pekerjaan dan KPI yang dibebankan. pada akhirnya, yang bisa beradaptasilah yang akan naik dan bertahan.
Mungkin, sekarang saatnya kita mulai berpikir bahwa :
- Bekerja bukanlah perkara anda datang ke kantor, tapi lebih pada apa yang anda lakukan hari itu
- Efektivitas tidak dapat diukur dengan jumlah jam yang dihabiskan orang di kantor – sebaliknya, memberikan kebebasan kepada orang untuk memilih tempat kerja akan meningkatkan efektivitas.
- Memberi karyawan lebih banyak fleksibilitas akan mendukung keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik dan membantu menyaring bakat, individu dan karakter-karakter yang baru.
- Dengan meletakkan kerangka perusahaan pada kolaborasi, inovasi, target terukur dengan bantuan tools-tools modern akan menyehatkan dan menyeimbangkan perusahaan (pada akhirnya)
Apa yang anda pikirkan ketika sudah menggaji karyawan, kemudian berkantor selama 8 jam namun tidak menghasilkan apa-apa ATAU menggaji karyawan dan membiarkan mrk bekerja dari mana saja namun bisa membuat hal-hal inovatif dengan KPI yang terjaga??
Apakah anda sebagai pemilik perusahaan lebih puas ketika melihat sosok manusia yang anda gaji datang kehadapan anda setiap hari dibandingkan tanpa melihat wujud si karyawan namun dengan output yang menghasilkan?
selamat bekerja dari mana saja!!!