Mundur, Jangan Terlalu Dekat!
My Blog Jan 30, 2017

Suatu malam, saya mampir disalah satu minimarket untuk mencari keripik kentang (potato chips), dan ketika sampai di lorong yang berisi aneka snack ringan, saya kesulitan untuk mencari potato chips yang saya maksud, memang dilorong itu tersedia beraneka jenis potato chips dari berbagai merek, namun saya belum berhasil menemukan merek yang saya cari.
Apa yang membuatnya menjadi demikian sulit? ternyata lorong itu begitu sempit, hanya cukup untuk lewat satu orang, sampai-sampai saya harus mencoba cara mundur dan menyerong agar memiliki sudut pandang yang lebih luas hanya demi mengintip merek demi merek mulai dari rak paling atas menuju rak paling bawah. Walaupun sulit, akhirnya saya menemukan merek yang saya cari, butuh effort dan saya hampir saja menumpahkan sebagian isi rak tersebut karena sedemikian sempit.
Hmm, contoh kecil diatas mirip dengan banyak keadaan real dikehidupan kita, merek snack yang terpajang di rak tadi ibarat rutinitas pekerjaan kita sehari-hari yang seakan membelit, ketika ada permasalahan, kita pun sulit untuk melihatnya secara jelas, karena “jarak” kita terlalu dekat (sempitnya lorong), atau dengan kata lain kita kurang memiliki jarak/jeda/kesempatan untuk mempertimbangkannya dengan lebih jernih. Dan terkadang karena tidak sabar dan merasa tidak menemukan merek (solusi lain) yang kita cari, jadilah kita membeli merek lain (solusi sementara/pelarian) yang sebenarnya kita tidak suka, sudah tidak suka, harus bayar pula. Skor sementara 2:0
Jadi, mundurlah barang satu dua langkah dengan keluar dari rutinitas, ambil waktu untuk berpikir dengan jernih, mintalah saran dari orang-orang yang menurut kalian akan menuntun ke arah yang baik, dan dari situlah akan muncul solusi-solusi yang akan mampu mengatasi masalah yang ada dan mengembalikan potensi kita ke titik maksimal.
Masalah tidak datang untuk menghancurkan kita, namun untuk menguji dan membawa kita naik ke level selanjutnya. Bila kita lulus, masalah seperti diatas akan sangat mudah diatasi bila muncul kembali, namun jika masih terasa berat, mungkin kita belum lulus, mungkin kita perlu mundur sedikit untuk melihatnya dengan jernih dan mungkin kita harus melaluinya agar mendapatkan senjata (armor didalam dunia game) untuk menghadapi masalah (adventure) berikutnya.
Jadi mungkin lagu tante Syahrini sudah benar “mundur cantik, mundur cantik…mundur cantik“.
I Love Monday, Good Night.
Picture Credit : lifehacker.co.in