Pujian dan Teguran dari Atasan
My Blog, Office Life Jul 08, 2017
Setelah sekian lama vakum, akhirnya halaman ini terbuka kembali hehehe.
Ohh ya, sebelum lupa, saya juga ingin mengucapkan “Selamat Hari Raya Idul Fitri” untuk teman-teman muslim yang merayakannya, Mohon maaf lahir dan batin, kita mulai dari angka nol ya.
Kembali ke topik diatas…
Sebagai karyawan, kalian pasti pernah mendengar istilah “Penilaian Akhir Tahun”, bener gak? dimana para atasan berdialog dengan anak buahnya untuk melakukan evaluasi pencapaian setelah setahun bekerja, outputnya bisa ditebak “seberapa besar bonus yang akan dibawa pulang oleh karyawan” hehehe, tapi tenang, kita tidak membahas bonus disini, nanti menyakitkan hasilnya hahaha.
Ketika penilaian akhir tahun, atasan biasanya langsung ingat akan semua dosa-dosa dan kesalahan anak buahnya, lalu dikumpulkanlah semua list tersebut untuk diberikan ceramah panjang lebar dengan harapan “tahun depan anak buahnya akan lebih perform lagi”, itu pun kalau gak keburu dipecat. demikian halnya pujian, tapi biasanya membahas kesalahan akan mengisi 70%-80% porsi pembicaraan.
Namun, ternyata pola seperti ini salah besar, kesalahan karyawan harus langsung ditegur disaat dia melakukannya, tentunya tidak perlu pake TOA ditempat ramai, cukup dipanggil keruangan dan dibicarakan baik-baik, agar bawahan merasa “aibnya dirahasiakan” dan dia masih punya muka untuk mencoba perform lagi.
Demikian halnya dengan pujian ketika bawahan melakukan pencapaian yang dianggap “wooow” atau diatas rata-rata, harus langsung di apresiasi, tidak selalu harus dalam bentuk kenaikan gaji (walaupun disarankan hehe), bisa saja dengan ajakan makan siang khusus atau di puji ketika semua tim berkumpul atau ketika ada sesi town hall, rasanya akan sangat luar biasa. Bagaimana bila pujian itu diberikan terlambat? ibarat membahas kue Natal yang enak dibulan juni, garing dan basi, begitulah rasanya hahaha.
Kesimpulannya, memberikan pujian dan teguran oleh atasan kepada bawahannya (baca : tim/team) haruslah dilakukan diwaktu yang tepat, jangan sampai kesalahan setahun dikumpulkan kemudian baru di evaluasi (dibicarakan) ketika penilaian akhir tahun dan karyawan baru sadar “kalau selama ini dia salah”, terkesan berguna namun tidak berdampak, ibarat orang sudah kenyang lalu di suguhi kue yang enak, mungkin dimakan tapi rasanya hanya “ouwh” atau malah bikin sakit perut.
Sudah malam, sekian dulu ya…
Rolles Herwin