Generasi Milenial : Wifi saja sudah tidak cukup
My Blog, Office Life Sep 06, 2017
Benarkah generasi milenial senang berpindah-pindah dalam hal pekerjaan?
Generasi milenial mempunyai teknologi yang super canggih, dalam satu sentuhan banyak hal yang bisa diselesaikan. Pengetahuan mereka melebihi karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun, hanya dengan sekali klik, semua informasi yang dibutuhkan muncul dihadap mereka, boleh dibilang tidak ada lagi yang tersembunyi, ketika karyawan lain menyimpan semua knowledge di memori mereka, generasi milenial menyimpan semuanya di cloud, download, delete, upload, bahkan mereka tidak perlu mengingatnya.
Generasi milenial ini sangat fleksibel dan multitasking dalam banyak hal, tidak heran, banyak perusahaan besar mencari generasi ini melalui jalur MT (manajemen training) atau pun program sejenis, dengan tujuan mereka bisa di capture dan dibentuk mengikuti culture perusahaan. Dibuatlah program MT yang menarik dengan melibatkan vendor kelas dunia, namun biasanya kemesraan itu cenderung berakhir sesuai dengan epidose ala serial TV.
Negatif-nya generasi milenial adalah mereka tidak suka bekerja pada generasi X ataupun Baby Boomers yang menurut mereka menoton dan bossy. Mereka juga tidak suka pada sistem yang terlalu konvensional, mengapa? mereka dibangun dengan sentuhan teknologi canggih dengan ambisi transformasi dengan environment “vintage“. Mereka membawa bibit perubahan radikal yang sifatnya menyeluruh, mendasar dan mencakup semua elemen. Mereka cenderung susah bekerja kalau hanya mengubah sedikit hal, mereka ingin semua berubah, dilakukan dengan cepat, fleksibel dan mudah.
Dan tentu saja, untuk mencapai hal itu, bangunan yang lama harus diruntuhkan dan membuat pondasi baru dengan elemen teknologi.
Wajar bila generasi X dan Baby Boomers sulit memahami mereka dari sisi gaya bekerja, walaupun demikian, dua generasi tersebut sebenarnya sangat iri dan tetap berharap generasi milenial bisa membuat sesuatu yang lebih baik dimasa mendatang.
Tidak ada yang salah dengan generasi milenial, mereka hanya ingin menjadi bagian dari proses yang supercepat, bekerja tanpa batasan cara berpakaian, bekerja tanpa harus duduk didepan komputer dan menurut mereka absen hadir sudah cukup untuk anak sekolah, they dont need it.
Terlepas dari itu semua, Hanya cicilan bulanan dan keluarga dirumah yang membuat mereka bertahan (saat ini).
#Credit to YA