Susahnya mencari karyawan baru
My Blog Jan 19, 2018
Mumpung pantri lagi kosong, ini cerita kita pagi ini. simak ya!
Karyawan jaman now (dari jaman baheula juga sih) selalu berteriak susahnya mencari pekerjaan baru, termasuk mereka yang baru lulus kuliah/sekolah dan yang sudah menganggur cukup lama, teriakannya sama, betapa susahnya mencari pekerjaan yang sesuai atau pekerjaan apa saja lah yang penting digaji.
Disisi lain, perusahaan pun berteriak hal yang sama “betapa susahnya mencari kandidat karyawan baru”, namun teriakan mereka hanya didalam ruang rapat saja, demi menjaga nama baik perusahaan.
Ilustrasinya : cowo single banyak, cewe single lebih banyak lagi, tetapi kenapa banyak yang jomblo? kira kira seperti itulah hehehe
Dalam mencari kandidat karyawan, kadang perusahaan cenderung fokus pada : CV dimana tertera Edukasi, Skill dan Nama Perusahaan Kandidat (sebelumnya), mengapa begitu? karena para recruiter berharap hanya dengan melihat lampiran skill yang banyak, nama kampus mentereng (apalagi luar negeri) dan pernah bekerja diperusahaan besar, mereka langsung berasumsi “ini kandidat keren nih, gak perlu diragukan“, dan pemikiran pisikologis lainnya “gak perlu pusing screening, pasti diperusahaan sebelumnya sudah lolos semua“.
Terkadang banyak pengalaman, skill dan kemampuan yang tidak di tuliskan oleh kandidat didalam CV nya, hobi yang berseberangan dengan latar belakang pendidikannya dan minat kandidat dimasa mendatang juga sering diabaikan oleh recruiter.
Jadi, berhentilah melihat didalam CV, ajaklah kandidat anda untuk sekedar bercerita tentang perjalanan karirnya, cita-cita dan mimpinya dimasa mendatang (tentunya bukan berupa narasi text didalam form calon kandidat), berbicaralah mengenai tujuan dari perusahaan anda, nilai-nilai yang dimiliki perusahaan, culture, lingkungan, mengapa karyawan harus bergabung dengan perusahaan anda dan benefit yang akan didapatkan, ini bukan soal gengsi perusahaan loh, karena realitanya, manusia tanpa perusahaan tetap bisa menghasilkan, namun perusahaan tanpa manusia akan menjadi cost. Karena ada cerita seorang recruiter yang berhasil mendapatkan seorang interior design untuk mengisi posisi “talent acqusition head”, sekali lagi bila melihat dari latar belakang pendidikan dan experiencenya, tidak akan terlihat, namun mereka yang jeli akan menggali lebih jauh, betapa sulitnya meyakinkan seseorang pemilik rumah, bahwa pilihan warna a b c dan model design c d e akan menjadi pilihan yang tepat bagi rumah mereka, begitulah caranya meyakinkan kandidat karyawan.
Ilustrasi lebih seramnya adalah cerita penjual asuransi yang mengajak anda berimajinasi betapa mengerikannya penyakit jantung, kanker dan diabetes dan akhirnya anda berkata “ya saya mau ikutan asuransi”, kadang hal menakutkan bisa membuat orang berubah pikiran, bukan hanya soal benefit yang menggiurkan saja.
Tidak ada harga yang murah untuk seorang expert dan tidak ada skill yang memadai untuk seorang pemula, keduanya sama-sama memerlukan proses. sang expert akan mencari tantangan yang lebih sulit, gaji & fasilitas yang lebih waw, sedangkan sang pemula hanya berharap “bisa mencari pengalaman kerja dan bisa belajar di dunia kerja” setelah dia cukup belajar, pasti akan pindah.
Terlepas dari cerita diatas, mungkin saja saya adalah kandidat yang cocok. – Rolles Herwin