Jerawat sang pemimpin
My Blog, Office Life Apr 23, 2018
Beberapa waktu belakangan ini, saya lagi suka mengamati “pikiran saya sendiri”. Ternyata dia sering ngawur ya, liar tak beraturan, tak terkendali, maunya sendiri, merasa tahu tapi ternyata hanya sok tahu. Kemudian, ketika suara-suara dalam pikiran itu dicatat satu persatu, saya baru sadar ternyata tak ada makna yang bisa diungkapkan, tak enak dibaca karena tidak terstruktur.
Pikiran saya itu ternyata sering menyalahkan orang lain, menyalahkan situasi dan kondisi. Ternyata, hasilnya malah minus. Perut jadi sakit, kepala jadi pusing, jerawat merajalela. Lalu saya bertanya: ” apa enaknya berpikir demikian?” Maka saya mengajak pikiran itu diam sejenak, jangan ngawur dulu, kembali ke Nol besar.
Jadi ingat nasehat bijak orang tua dulu ” Hati-hati dengan pikiranmu, karena pikiranmu itu akan tercapai”. Pelan atau cepat akan tercapai. Nol besar akan menjadi 10, setelah melalui 1,2 3 s sampai 9. Kemudian pikiran itu saya arahkan untuk melangkah menuju 10. Dimulai dari 1 dulu, yang kecil dulu diselesaikan. Fokus.
Jadi, ketika melihat bawahan salah, saya mulai mengucap terima kasih. Karena ada bahan untuk saya pelajari, ada proses yang perlu diperbaiki. Maka, saya mencoba membantu mereka memperbaiki kesalahannya. Ternyata lebih enak ya, lebih mudah. Dan secara tidak langsung, merekapun jadi lebih mudah senyum, tidak takut untuk berbicara, belajar untuk mengambil resiko dan mengucap terimakasih.
Sambil memperbaiki proses demi proses, jerawat itupun hilang satu persatu, kini muka yang dulu kusut dan tampak jorok sudah menjadi muka yang cerah dan enak dipandang…
#Thanks to RamliS