“KEMALUANMU” ditaro dimana sih?
My Blog Oct 12, 2013
Sering kali kita mendengar, entah itu orang disekitar kita bahkan pewarta sekalipun, kira-kira seperti ini kutipan narasinya :
“akibat ledakan petasan tersebut, kemaluan korban putus dan harus segera dilarikan kerumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis“…STOP. (#bingung juga sih, ini orang nyalain petasan pake apa yah?)
Bukan narasi tersebut yang ingin saya bahas, akan tetapi penggalan kalimat “kemaluan“. apa kaitannya dengan seks bebas? upsss tunggu dulu.
Sejak bangku sekolah dasar, kita sudah salah didik dan salah kaprah perihal “kemaluan”, ditambah lagi lingkungan kita tinggal yang ikut menyajikan hal serupa, identiknya kemaluan tersebut merujuk pada Alat Vital atau Alamat Kelamin.
misalnya saja seorang anak kecil, bila dia keluar tanpa celana dalam/tidak menggunakan celana, biasanya sang ibu akan berkata “ehh kemaluannya kok kelihatan, pakai dulu celananya“…. atau “ihhh gak malu ihhhh, nanti di sunat lohhhh“ … atau lebih ekstrim lagi “itu burungnya kok dibuka-buka...”
Potongan kalimat itu tidak asing lagi bukan? Lalu dimana titik masalahnya?
Proses pembentukan yang salah dari anak-anak tersebut, akhirnya menciptakan budaya yang “melenceng” dan melahirkan makna bias. Seharusnya dari kecil, bila anak/adik/saudara kita keluar tidak menggunakan celana, alangkah bijak bila kita berkata “nakk, gak sopan ihh. pakai celananya sana” atauuu “gak sopan ihhh, gak pake celana“.
lohhh kok begitu? yupp. coba lihat gambar berikut :
Dari gambar tersebut, kita bisa menyimpulkan :
1. Visualisasi berhubungan langsung dengan otak, itulah sebabnya kita bisa melihat : warna, bentuk dan tindakan/aktivitas
2. Perasaan berhubungan dengan hati (ekspresi emosi), itulah sebabnya kita bisa merasakan : irama/melody, jatuh cinta dan takut.
Lalu bagaimana menghubungkannya?
Rasa malu adalah hal yang tidak terlihat tetapi bisa rasakan oleh diri sendiri… Sedangkan tindakan “tidak sopan” adalah hal yang terlihat secara visual baik oleh kita maupun orang lain.
Seandainya saja dari kecil kita diajarkan untuk tidak mengekspresikan bahwa “kemaluan” itu identik dengan “alat vital”, mungkin kita akan malu untuk korupsi, akan malu untuk berbohong dan malu untuk melakukan tindakan-tindakan asusila lainnya.
Kemaluan itu adalah hal yang membuat kita benar-benar malu bila dilihat oleh orang lain, namun bila rasa malu dan kemaluan itu diletakkan ditempat yang salah, maka beginilah jadinya. Rasa malu di “alat kelamin” lebih besar dibandingkan “rasa malu dihati”.
Lihatlah negara Jepang/Korea, bagi mereka “seks” bukan hal tabu dan tidak membuat malu sekalipun memperlihatkan alat vital, karena “kemaluan” atau “rasa malu” tidak mereka tempatkan pada vitalnya, tetapi di hatinya, alat kelamin tetap menjadi kelamin dan tidak berubah istilah menjadi “alat kemaluan”. Bila mereka merasa korupsi/ketahuan korupsi dan tindakan yang merugikan orang lain, mereka akan merasa malu. karena “malu” merak simpan didalam hatinya, bukan pada alat kelaminnya.
Lalu bagaimana dengan kita? akankah rasa malu di “alat vital” itu akan lebih tinggi posisinya dibandingkan dengan rasa malu yang timbul dari hati.
Semoga kelak kita tumbuh menjadi bangsa yang besar, bangsa yang bermartabat dan memiliki rasa malu, bukan hanya kemaluan.
#rolles herwin, Jakarta, maret 2013
About ROLLES HERWIN – Business Development | Startup Development | Loyalty Program
The life of a project, from conception to execution, is a passion of mine. From a simple Tweet to an entire undertaking of a new department, I enjoy it all.
I am passionate about product development, startup development, creating product from concept and teaching.
I can be reached at hello@rollesherwin.com or 0813.30.632.632 .